Optimalisasi Pengelolaan Hulu Hilir Sektor Perikanan untuk Ketahanan Ekonomi Nasional

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan 65% wilayahnya berupa lautan. Kondisi ini memberikan peluang besar dalam sektor perikanan sebagai salah satu kekuatan ekonomi nasional. Namun, sayangnya, kontribusi sektor ini terhadap ketahanan ekonomi nasional masih terbilang rendah. Untuk menjawab tantangan ini, Kombes Pol Andreas Widihandoko, S.H., M.H., melalui Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) yang ditulis dalam Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVI Lemhannas RI, menggagas upaya strategis guna memaksimalkan pengelolaan sektor perikanan.

Pada tingkat hulu, sektor perikanan di Indonesia menghadapi berbagai kendala, di antaranya overfishing, IUU (Illegal, Unreported, and Unregulated) Fishing, dan destructive fishing. Praktik-praktik ini menyebabkan penurunan kualitas ekosistem laut serta memengaruhi keberlanjutan sumber daya ikan. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sebanyak 35% stok sumber daya ikan telah berada dalam kondisi eksploitasi berlebih. Oleh karena itu, pendekatan pengelolaan yang berkelanjutan menjadi kebutuhan mendesak.

Di sisi lain, pada sektor hilir, berbagai masalah juga muncul. Misalnya, rendahnya nilai tambah produk perikanan, minimnya akses terhadap fasilitas penyimpanan modern seperti cold storage, serta ketergantungan nelayan pada tengkulak. Hal ini membuat nelayan sulit memperoleh harga yang layak atas hasil tangkapan mereka. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan seperti Inpres No. 7 Tahun 2016 untuk mendorong hilirisasi, realisasi investasi sektor ini masih jauh dari harapan.

Dalam Taskap ini, Andreas menawarkan solusi berbasis ekonomi biru yang mencakup pengelolaan berbasis keberlanjutan. Salah satu kebijakan strategis yang diusulkan adalah Penangkapan Ikan Terukur (PIT) yang dirancang untuk membatasi kuota penangkapan guna mencegah overfishing. Selain itu, pemerintah juga diharapkan memperluas kawasan konservasi laut sebagai upaya menjaga keberlanjutan ekosistem.

Pendekatan berbasis ekonomi biru juga mencakup penguatan sektor hilir dengan fokus pada peningkatan sistem logistik ikan, perluasan pasar ekspor, serta mendorong diversifikasi produk perikanan. Andreas menekankan bahwa langkah ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing produk perikanan di pasar internasional tetapi juga membuka peluang kerja baru bagi masyarakat pesisir.

Dalam kajiannya, Andreas menyoroti pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat nelayan. Kerja sama ini diperlukan untuk menciptakan sistem pengelolaan yang efektif dari hulu hingga hilir, sehingga sektor perikanan dapat memberikan kontribusi optimal terhadap ketahanan ekonomi nasional.

Pemerintah juga diharapkan memperhatikan pengembangan teknologi perikanan untuk mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas hasil tangkapan. Hal ini mencakup penggunaan kapal modern, teknologi pengawasan laut yang lebih canggih, serta pengelolaan data perikanan yang terintegrasi.

Selain aspek teknis, aspek sosial juga menjadi perhatian penting dalam pengelolaan sektor perikanan. Andreas merekomendasikan program pemberdayaan nelayan melalui pelatihan keterampilan, peningkatan akses pembiayaan, dan penyediaan sarana pendukung seperti koperasi nelayan. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup nelayan dan mengurangi ketergantungan mereka pada pihak ketiga.

Taskap ini juga menyoroti pentingnya pengendalian IUU Fishing yang selama ini menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan sektor perikanan. Dengan memperkuat pengawasan dan penegakan hukum di wilayah perairan Indonesia, diharapkan praktik-praktik yang merugikan negara ini dapat diminimalkan.

Hasil penelitian ini memberikan wawasan baru yang dapat dijadikan referensi oleh para pembuat kebijakan dalam merumuskan strategi pengelolaan sektor perikanan yang lebih baik. Andreas menegaskan bahwa dengan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi besar sektor perikanannya secara maksimal.

Dengan mengoptimalkan pengelolaan sektor perikanan dari hulu ke hilir, bukan hanya kelestarian sumber daya laut yang dapat dijaga, tetapi juga kesejahteraan masyarakat pesisir yang semakin meningkat. Sektor perikanan berpeluang menjadi salah satu pilar utama ekonomi nasional, mengingat besarnya potensi yang dimiliki Indonesia.

Diharapkan, langkah-langkah strategis yang dirumuskan dalam Taskap ini dapat menjadi panduan bagi semua pihak yang berkepentingan, baik di tingkat nasional maupun daerah. Dengan begitu, sektor perikanan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi ekonomi, lingkungan, dan masyarakat Indonesia.

Views: 91