​Optimalisasi Pertahanan Negara dalam Mengantisipasi Eskalasi Konflik di Laut China Selatan

Laut China Selatan (LCS) merupakan salah satu wilayah strategis dengan potensi sumber daya alam yang melimpah serta jalur pelayaran internasional yang vital. Namun, sengketa wilayah yang melibatkan beberapa negara, termasuk China, Vietnam, Filipina, dan Malaysia, telah menimbulkan ketegangan yang terus meningkat di kawasan tersebut. Sengketa ini, yang melibatkan klaim teritorial, berpotensi memicu eskalasi konflik yang dapat mengancam stabilitas kawasan dan kepentingan nasional Indonesia.

Dalam Kertas Karya Ilmiah Perseorangan (Taskap) yang ditulis oleh Kolonel Pnb. Purwanto Adi Nugroho dalam Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXVI Lemhannas RI tahun 2024, dibahas mengenai bagaimana Indonesia dapat mengoptimalkan pertahanan negara dalam menghadapi kemungkinan eskalasi konflik di LCS. Indonesia, meskipun bukan bagian dari negara-negara pengklaim, memiliki peran penting mengingat perairan Natuna Utara yang berbatasan langsung dengan LCS serta jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang strategis.

Sejak beberapa dekade terakhir, China telah secara aktif membangun pulau buatan dan mengerahkan kekuatan militer untuk memperkuat klaimnya di LCS. Langkah ini memicu reaksi dari negara-negara seperti Amerika Serikat yang melakukan operasi "freedom of navigation" untuk mempertahankan kebebasan pelayaran di wilayah tersebut. Konflik ini tidak hanya berdampak pada negara-negara pengklaim, tetapi juga terhadap keamanan Indonesia, terutama di perairan Natuna yang menjadi gerbang pertahanan nasional.

Untuk mengantisipasi kemungkinan eskalasi konflik, Indonesia perlu mengoptimalkan pertahanan negara dengan memperkuat kehadiran militer di kawasan perbatasan. Salah satu strategi yang disarankan dalam Taskap ini adalah dengan mengembangkan Satuan TNI Terintegrasi di Natuna sebagai garda terdepan pertahanan Indonesia. Selain itu, peningkatan kapasitas radar dan pengawasan udara serta penguatan kerjasama pertahanan dengan negara-negara sahabat juga diperlukan untuk memastikan kedaulatan Indonesia tetap terjaga.

Selain dari segi militer, penting bagi Indonesia untuk terus aktif dalam diplomasi internasional guna meredakan ketegangan di LCS. Kerjasama dengan negara-negara ASEAN dan organisasi internasional lainnya dapat memperkuat posisi Indonesia dalam menjaga keamanan dan stabilitas kawasan. Upaya diplomatik yang didukung oleh kekuatan militer yang memadai akan menjadi kunci bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan di LCS.

Dengan adanya kajian dan rekomendasi dari Taskap ini, diharapkan Indonesia dapat lebih siap dan tangguh dalam menghadapi ancaman di LCS. Optimalisasi pertahanan negara yang mencakup kekuatan militer, diplomasi, dan kerjasama internasional adalah langkah penting untuk menjaga kepentingan nasional dan menciptakan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.

UNDUH TASKAP 

Views: 42